Karl Marx tidak secara langsung menulis teori tentang kebahagiaan seperti para filsuf moral atau psikolog, tetapi pandangannya tentang kehidupan manusia, kerja, dan pembebasan sangat berkaitan dengan konsep kebahagiaan terutama dalam konteks sosial dan ekonomi.
Menurut pandangan Marx yang berkaitan dengan kebahagiaan di mana kebahagiaan tidak bisa dicapai dalam sistem kapitalis. Marx melihat bahwa dalam sistem kapitalis, manusia mengalami alienasi (keterasingan), yaitu keterasingan dari hasil kerja mereka, proses kerja itu sendiri, sesama manusia, dan potensi diri mereka sendiri.
Situasi ini menyebabkan penderitaan batin dan ketidakbahagiaan karena manusia tidak hidup secara nyata. Menurut Marx, kebahagiaan sejati adalah pembebasan manusia, dan kebahagiaan bukan soal kesenangan pribadi, tetapi soal emansipasi manusia, kemerdekaan dari struktur ekonomi yang menindas.
Kalau begitu bagaimana kita akan benar-benar bisa bahagia? Ketika kita bebas mengembangkan potensi diri, bekerja bukan demi bertahan hidup semata, tetapi sebagai ekspresi diri, hidup dalam masyarakat yang adil dan setara.
Marx menghubungkan bahwa manusia adalah makhluk sosial, makanya kebahagiaan, menurut Marx, tidak bisa dipisahkan dari relasi sosial. Ia percaya bahwa manusia hanya bisa benar-benar bahagia dalam komunitas yang kolektif, bukan dalam individualisme yang ditekankan kapitalisme. Jadi kebahagiaan menurut Marx kebahagiaan akan tercipta bila ada kebebasan dan solidaritas dalam tatanan masyarakat tanpa penindasan.
Hubungan antarmanusia menjadi lebih egaliter dan bermakna, bukan sekadar transaksi. Dalam tatanan seperti ini, individu bisa benar-benar berkembang dan merasa bahagia, karena mereka hidup dalam masyarakat yang tidak menghambat martabat atau ekspresi diri mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar