Pages - Menu

Kamis, 15 Mei 2025

Kebahagiaan Menurut Karl Marx


Karl Marx tidak secara langsung menulis teori tentang kebahagiaan seperti para filsuf moral atau psikolog, tetapi pandangannya tentang kehidupan manusia, kerja, dan pembebasan sangat berkaitan dengan konsep kebahagiaan terutama dalam konteks sosial dan ekonomi.

Menurut pandangan Marx yang berkaitan dengan kebahagiaan di mana kebahagiaan tidak bisa dicapai dalam sistem kapitalis. Marx melihat bahwa dalam sistem kapitalis, manusia mengalami alienasi (keterasingan), yaitu keterasingan dari hasil kerja mereka, proses kerja itu sendiri, sesama manusia, dan potensi diri mereka sendiri.

Situasi ini menyebabkan penderitaan batin dan ketidakbahagiaan karena manusia tidak hidup secara nyata. Menurut Marx, kebahagiaan sejati adalah pembebasan manusia, dan kebahagiaan bukan soal kesenangan pribadi, tetapi soal emansipasi manusia, kemerdekaan dari struktur ekonomi yang menindas. 

Kalau begitu bagaimana kita akan benar-benar bisa bahagia? Ketika kita bebas mengembangkan potensi diri, bekerja bukan demi bertahan hidup semata, tetapi sebagai ekspresi diri, hidup dalam masyarakat yang adil dan setara.

Marx menghubungkan bahwa manusia adalah makhluk sosial, makanya kebahagiaan, menurut Marx, tidak bisa dipisahkan dari relasi sosial. Ia percaya bahwa manusia hanya bisa benar-benar bahagia dalam komunitas yang kolektif, bukan dalam individualisme yang ditekankan kapitalisme. Jadi kebahagiaan menurut Marx kebahagiaan akan tercipta bila ada kebebasan dan solidaritas dalam tatanan masyarakat tanpa penindasan.

Hubungan antarmanusia menjadi lebih egaliter dan bermakna, bukan sekadar transaksi. Dalam tatanan seperti ini, individu bisa benar-benar berkembang dan merasa bahagia, karena mereka hidup dalam masyarakat yang tidak menghambat martabat atau ekspresi diri mereka.

Kebahagiaan pribadi menurut Marx bukan soal batin atau perasaan semata, tetapi sangat bergantung pada struktur sosial. Jika masyarakat adil dan bebas dari penindasan, maka kebahagiaan pribadi akan lebih mungkin tercapai.

Karl Marx melihat bahwa manusia adalah makhluk sosial, dan apa yang terjadi dalam struktur masyarakat khususnya sistem ekonomi akan sangat memengaruhi kehidupan pribadi, termasuk kebahagiaan.

Teorinya, tatanan sosial yang menindas maka kebahagiaan terhambat. Dalam kapitalisme, menurut Marx, banyak orang bekerja bukan karena mereka ingin, tapi karena terpaksa untuk bertahan hidup. Orang tidak memiliki kendali atas hasil kerja mereka sendiri. Dan situasi tersebut menimbulkan ketimpangan besar antara pemilik modal dan pekerja, dan menciptakan rasa ketidakadilan dan keterasingan. Kondisi ini membuat orang sulit merasa bahagia secara otentik, karena mereka tidak bebas menjadi diri sendiri.

Bagaimana manusia bisa bahagia? Adanya tatanan sosial yang adil maka kebahagiaan bisa tumbuh. Bagi Marx, dalam masyarakat komunis atau masyarakat yang sudah terbebas dari penindasan kelas. Orang bekerja berdasarkan kebutuhan dan potensi, bukan paksaan ekonomi. Hasil kerja digunakan untuk kebaikan bersama.

Di sinilah hubungan antarmanusia menjadi lebih egaliter dan bermakna, bukan sekadar transaksi. Dalam tatanan seperti ini, individu bisa benar-benar berkembang dan merasa bahagia, karena mereka hidup dalam masyarakat yang tidak menghambat martabat atau ekspresi diri mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar