<!-- SEO Blogger Start --> <meta content='text/html; charset=UTF-8' http-equiv='Content-Type'/> <meta content='blogger' name='generator'/> <link href='https://www.makkellar.com/favicon.ico' rel='icon' type='image/x-icon'/> <link href='https://www.makkellar.com/2025/12/jalan-sunyi-penguasa-hari-antikorupsi.html' rel='canonical'/> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.makkellar.com/feeds/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/rss+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - RSS" href="https://www.makkellar.com/feeds/posts/default?alt=rss" /> <link rel="service.post" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.blogger.com/feeds/2646944499045113697/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.makkellar.com/feeds/2825503438539748651/comments/default" /> <!--Can't find substitution for tag [blog.ieCssRetrofitLinks]--> <link href='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYN5kOb-d2ImUn_YILy93Edg0QytJun7SlOQSj3j6yMyC7OMFpTx1Iwh3vi5liN5Qjj22bxkZ-JK0v8KNhQ4OMDl0LSYRJETbSGw7A3v1paeiq2znhoIFjQ4AbF5XPYPv2iCSVjN2pIOFhJmVS5VLw2pta9-MXW3J2ydtht2LXrFDxZX51AYYgJrxAQWU/s320/Berterima%20Kasihlah%20Terhadap%20kritik,%20Jangan%20Alergi.jpg' rel='image_src'/> <meta content='Jelang Hari Antikorupsi dan Hari HAM, kritik rakyat kian memuncak. Pemerintah tak perlu menangkis kritik, tapi buktikan janji.' name='description'/> <meta content='https://www.makkellar.com/2025/12/jalan-sunyi-penguasa-hari-antikorupsi.html' property='og:url'/> <meta content='Jalan Sunyi Penguasa: Hari Antikorupsi dan HAM, Kapan Sumpah 'Akan' Menjadi 'Sudah'?' property='og:title'/> <meta content='Jelang Hari Antikorupsi dan Hari HAM, kritik rakyat kian memuncak. Pemerintah tak perlu menangkis kritik, tapi buktikan janji.' property='og:description'/> <meta content='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYN5kOb-d2ImUn_YILy93Edg0QytJun7SlOQSj3j6yMyC7OMFpTx1Iwh3vi5liN5Qjj22bxkZ-JK0v8KNhQ4OMDl0LSYRJETbSGw7A3v1paeiq2znhoIFjQ4AbF5XPYPv2iCSVjN2pIOFhJmVS5VLw2pta9-MXW3J2ydtht2LXrFDxZX51AYYgJrxAQWU/w1200-h630-p-k-no-nu/Berterima%20Kasihlah%20Terhadap%20kritik,%20Jangan%20Alergi.jpg' property='og:image'/> <!-- Title --> <title> Bukan makelar tapi Menjadi peranta untuk kebaikan bersama Jalan Sunyi Penguasa: Hari Antikorupsi dan HAM, Kapan Sumpah 'Akan' Menjadi 'Sudah'? - Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera Jalan Sunyi Penguasa: Hari Antikorupsi dan HAM, Kapan Sumpah 'Akan' Menjadi 'Sudah'? - Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera

Jalan Sunyi Penguasa: Hari Antikorupsi dan HAM, Kapan Sumpah 'Akan' Menjadi 'Sudah'?


Momentum Kritik dan Janji yang Terus Menguap

Setiap bulan Desember, kalender nasional dan internasional mengingatkan kita pada dua pilar penting peradaban: Hari Antikorupsi Internasional (9 Desember) dan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional (10 Desember). Dua momentum ini seharusnya menjadi refleksi agung bagi negara dan pemerintah, namun di mata rakyat, ia seringkali hanya terasa sebagai pengulangan ritual tanpa makna.

Kritik dan "serangan" keras terhadap pejabat publik dan kebijakan di media sosial tak pernah surut. Mengapa? Jawabannya sederhana, dan sejatinya, pemerintah tidak perlu bersusah payah untuk menangkis atau memadamkannya.

Pemerintah tidak perlu menangkis kritik yang datang. Jika penguasa melakukan yang terbaik, memberikan kepuasan atas pelayanannya kepada masyarakat, maka rakyat akan menghormati dan menghargai semua kinerja mereka, karena dirasakan secara langsung.

Korupsi dan Pelayanan: Akar Penderitaan Rakyat

Sayangnya, realita di lapangan masih jauh panggang dari api. Selama korupsi masih terus berlangsung tanpa penguasa sanggup mencegahnya, selama kebocoran anggaran terus kita dengar, dan selama pelayanan publik yang kurang prima terus berulang, maka selama itu pula caci maki dan keluhan rakyat akan terus berlangsung. Ini adalah hukum sebab-akibat yang tak terbantahkan.

Masalah utamanya adalah rakyat hanya terus-menerus disuguhi janji-janji: "kami akan memberantas," "kami akan melakukan untuk rakyat," "kami akan menyejahterakan." Sederet kata AKAN itu terus bergema, berulang dari masa ke masa. Pertanyaannya yang paling mendasar adalah: Sampai kapan semua janji ini akan terwujud?

Kekayaan Negeri dan Logika "Terlalu Besar untuk Dilayani"

Negeri ini telah memberikan momentum dan kesempatan yang sangat panjang bagi siapapun yang memimpinnya untuk mensejahterakan rakyat. Kesempatan dibuka selebar-lebarnya, di mana semua kekayaan alam negeri ini seharusnya bisa dinikmati dengan merata dan bermartabat.

Namun, yang sering kita dengar justru argumentasi yang lemah: "Negeri ini terlalu besar untuk dilayani." Logika ini terasa ironis dan menyakitkan.

Jika memang negeri ini besar dan kaya, mengapa bukan rakyat dan penghuninya yang menjadi kaya dan sejahtera? Mengapa kekayaan itu lebih sering menguap dalam kasus-kasus korupsi kakap, yang membuat hak dasar rakyat (seperti hak atas pelayanan kesehatan, pendidikan, dan keadilan) terampas? Inilah mengapa Hari HAM dan Hari Antikorupsi adalah dua sisi mata uang yang saling terkait erat. Korupsi adalah pelanggaran HAM paling fundamental, karena ia merampok hak rakyat atas kesejahteraan.

Seruan Aksi Nyata: Hentikan Teriakan Rakyat dengan Kesejahteraan

Memasuki bulan penutup tahun ini, kami berharap momentum ganda ini menjadi titik balik. Ini adalah momentum untuk menghentikan teriakan, keluhan, dan kritik rakyat melalui berbagai platform media sosial.

Caranya gampang, dan tidak butuh gimmick politik:

* Stop Wacana, Mulai Aksi: Ganti semua kata kerja berimbuhan 'akan' dengan kata kerja 'sudah' dalam konteks pemberantasan korupsi dan perbaikan pelayanan.

* Transparansi Total: Bukan hanya tentang menangkap koruptor, tapi menutup lubang kebocoran secara sistematis dan transparan.

* Utamakan Kepuasan Rakyat: Jadikan kepuasan atas pelayanan publik sebagai indikator utama keberhasilan, bukan hanya pertumbuhan ekonomi makro.

* Wujudkan Kesejahteraan: Gunakan kekayaan negara secara adil agar kesejahteraan dirasakan langsung oleh semua lapisan masyarakat, sehingga tak ada lagi yang merasa hak-haknya diabaikan.

Penguasa sejati tidak perlu mencari penghormatan melalui pencitraan. Penguasa sejati akan mendapatkan penghormatan dan penghargaan dari rakyat ketika rakyat secara langsung merasakan manfaat dari kinerja yang jujur, prima, dan antikorupsi.

Mari jadikan Hari Antikorupsi dan Hari HAM kali ini sebagai titik nol reformasi birokrasi, dari janji-janji kosong menuju realisasi kesejahteraan yang hakiki.

Apakah Anda ingin menambahkan atau mengubah penekanan pada salah satu bagian artikel ini, atau ingin saya bantu sebarkan di platform tertentu?

Jalan Sunyi Penguasa: Hari Antikorupsi dan HAM, Kapan Sumpah 'Akan' Menjadi 'Sudah'? Jalan Sunyi Penguasa: Hari Antikorupsi dan HAM, Kapan Sumpah 'Akan' Menjadi 'Sudah'? Reviewed by Admin Brinovmarinav on 08.40 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.