Perilaku kompulsif adalah perilaku yang tidak dapat dikendalikan yang biasanya dilakukan secara berulang-ulang walaupun pelakunya menyadari bahwa hal tersebut tidak rasional, termasuk berlaku dengan perilaku orang yang kecanduan jvdi.
Pejvdi kompulsif adalah ketidakmampuan untuk menghentikan kegiatan berjudi bahkan ketika dirinya sadar kalau perjvdian itu akan menyebabkan akibat serius dalam soal keuangan, mengancam keluarga, pekerjaan dan mendatangkan banyak masalah. Ciri-ciri pejvdi kompulsif jelas bahwa ia tidak mampu berhenti untuk berjudi, walaupun dirinya sudah tahu kalau apa yang dilakukannya itu telah menguras habis harta benda yang dimiliknya. Pengaruh lain dari habisnya finasial yang dimilikinya berakibat mendatangkan konflik bagi orang-orang terdekatnya.
Ciri-ciri lainnya dari pejvdi kompulsif adalah ia menikmati sensasi tindakannya walaupun ia sendiri telah banyak kerugian, namun malah ia meningkatkan uang taruhannya untuk mengulangi apa yang pernah dialaminya dengan kemenangan sebelumnya.
Parahnya bila pejvdi kompulsif ini semakin menjadi-jadi ketika ia mengalami stres dan depresi dan kecemasan, dan menjadikan kegiatan jvdinya sebagai pelarian atau menghindari semua akibat yang dialaminya tersebut.
Kekalahan yang diderita dari tindakan berjvdi tersebut tidak menjadikannya ia berhenti atau melarikan diri dari kegiatan meriugikan tersebut, tapi justru ia berusaha sekuat tenaga untuk berjvdi dengan tujuan untuk mengejar kerugian dan ingin menutupinya dengan berharap bisa menang.
Pejvdi kompulsif akan mempengaruhi berbagai perilaku keseharian seperti suka berbohong atau berusaha untuk menyembunyikan aktivitas berjvdinya. Tapi lepih parah lagi bisa saja ia kurang perduli dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya, karena fokus kesehariannya hanya kepada menang dan menang. Ia tidak perduli dengan keluarga dan bahkan kesehatannya sendiri diabaikan.
Bagi orang luar, pejvdi kompulsif ini tidak akan kelihatan bahwa ia mengidap perilaku tersebut. Berbeda dengan kecanduan minuman, atau bentuk-bentuk kecanduan lainnya yang bisa dilihat langsung secara kasat mata, sehingga pendekatannya lebih mudah. Tapi pengidap jvdi kompulsif ini bisa saja sulit dikendalikan oleh orang lain, termasuk dia sendiri tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.
Makanya untuk tahap penyembuhannya adalah dengan pendekatan terapi. Terapi dilakukan tentu berdasarkan kesadarannya bahwa apa yang dikerjakan itu sudah membahayakan. Membutuhkan ahli untuk terapi yang harus dilakukannya dengan target mengubah pola pikir yang bersangkutan.
Perlu juga adanya dukungan dari orang lain yang memiliki pengalaman yang sama yang sudah meninggalkan total kebiasaanya tersebut. Di beberapa tempat. biasanya di luar negeri ada mantan-mantan pejvdi kompulsif yang membentuk komunitas. Tujuannya adalah saling mendukung satu dengan lainnya. Makanya bila ada komunitas maka lebih baik bergabunglah dan silahkan saling bercerita untuk kebaikan bersama.
Bila datangkepada ahli untuk meminta pertolongan, bisa saja jika ahli tersebut memberikan obat, maka lebih baik mengkonsumsinya sesuai anjuran dokter ahli yangbersangkutan. Tapi semua cara di atas maka kunci pertama untuk masuk kepada usaha penyelesaian pejvdi kompulsig tersebut adalah keluarga. Dukungan keluarga sangat penting untuk kebaikannya. Jangan membuangnya, atau malah membencinya, tapi dukunglah supaya ia bisa kembali normal.
Tidak ada komentar: