Teknologi sidik jari di ponsel makin canggih dan umum digunakan sebagai alat pengamanan smartphone kita. Tapi, bagaimana sebenarnya ponsel bisa mengenali sidik jari kita? Apakah hanya aplikasi biasa? Lalu bagaimana cara pasang sidik cari di ponsel kita? Yuk, simak penjelasan sederhananya berikut ini!
Sensor Sidik Jari Bukan Sekadar Aplikasi
Mungkin banyak yang mengira fitur fingerprint hanya bagian dari aplikasi keamanan, padahal itu adalah kombinasi dari perangkat keras (sensor fisik) dan perangkat lunak (software pemroses data biometrik) yang sering kita gunakan dalam banyak kepentingan seperti ketika kita di rumah sakit, atau untuk berbagai kepentingan lainnya. Kini fingerprint juga bisa digunakan di smartphope kita untuk kepentingan keamanan maupun supaya tidak mudah dibuka oleh siapapun kecuali menggunakan tangan jari kita.
Jenis Sensor Sidik Jari di Smartphone
Setiap ponsel menggunakan salah satu dari tiga jenis sensor berikut:
1. Optik
Menggunakan cahaya untuk memotret pola sidik jari. Ini adalah teknologi paling awal dan masih dipakai pada beberapa model.
2. Kapasitif
Sensor ini mendeteksi pola menggunakan aliran listrik dari ujung jari. Lebih akurat dan sulit dipalsukan.
3. Ultrasonik
Digunakan oleh beberapa flagship phone. Menggunakan gelombang suara untuk membuat pemetaan 3D sidik jari, bahkan bisa bekerja saat jari sedikit basah.
Bagian Lunaknya: Otak di Balik Sensor
Setelah sensor membaca sidik jari, data tersebut tidak disimpan sebagai gambar, melainkan diubah menjadi serangkaian kode digital unik. Kode ini kemudian disimpan di chip khusus yang aman, seperti:
Trusted Execution Environment (TEE) di Android
Secure Enclave di iPhone
Cara kerjanya dalam penggunaan sidik jari di ponsel ini yaitu ketika kita menyentuh sensor untuk membuka kunci ponsel, sistem akan mencocokkan data baru dengan data yang tersimpan. Kalau cocok, ponsel pun terbuka. Jadi hanya kita yang sudah memasang dan menyetel sidik jari kita yang menjadi tuan dari ponsel kita tersebut, bukan orang lain.
Karena setiap orang itu berbeda jadi sangat unik. Setiap orang memiliki pola sidik jari yang unik, termasuk anak kembar identik sekalipun. Mengapa sidik jari unik:
Gen memang berpengaruh terhadap jenis umum pola (misalnya lengkung, pusaran, atau lingkaran). Namun, pola akhir sidik jari dipengaruhi oleh kondisi dalam rahim: tekanan darah, kadar hormon, posisi tangan janin, dan cairan ketuban. Semua ini terjadi secara acak dan mikrospesifik, jadi tidak ada dua sidik jari yang persis sama.
Unik untuk setiap jari, bahkan pada satu orang, setiap jari punya pola yang berbeda. Itu sebabnya pemeriksaan identitas biasanya melibatkan lebih dari satu sidik jari.
Setelah terbentuk, pola sidik jari tidak berubah seumur hidup, meski kulit bisa lecet atau terbakar. Bila sembuh, pola lama akan tumbuh kembali—kecuali terjadi kerusakan sangat dalam hingga ke lapisan dermis.
Pertanyaan berikutnya adalah, aman nggak, sih? Jawabannya: aman banget, karena beberapa alasan berikut:
Data sidik jari tidak bisa diakses oleh aplikasi mana pun.
Sistem operasi seperti Android dan iOS sudah mengenkripsi dan melindungi data biometrik dengan sangat ketat.
Bahkan jika ponsel dicuri, sidik jari tidak bisa diretas dengan mudah.
Kemudian dari sisi nyaman dan praktisnya
Tidak perlu lagi menghafal PIN atau password
Proses cepat dan instan hanya dengan satu sentuhan
Bisa dipakai untuk otentikasi pembayaran, akses aplikasi, atau masuk ke akun online
Kesimpulan: Teknologi Kecil, Fungsi Besar
Meskipun kecil dan tak terlihat, sensor sidik jari di ponsel adalah teknologi canggih yang melibatkan banyak proses ilmiah dan keamanan tinggi. Jadi, saat kamu membuka kunci layar dengan jari, sebenarnya kamu sedang berinteraksi dengan teknologi biometrik kelas tinggi!

Tidak ada komentar: