<!-- SEO Blogger Start --> <meta content='text/html; charset=UTF-8' http-equiv='Content-Type'/> <meta content='blogger' name='generator'/> <link href='https://www.makkellar.com/favicon.ico' rel='icon' type='image/x-icon'/> <link href='https://www.makkellar.com/2025/06/keberagamaan-yang-rasional-refleksi.html' rel='canonical'/> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.makkellar.com/feeds/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/rss+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - RSS" href="https://www.makkellar.com/feeds/posts/default?alt=rss" /> <link rel="service.post" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.blogger.com/feeds/2646944499045113697/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.makkellar.com/feeds/6280238936706678172/comments/default" /> <!--Can't find substitution for tag [blog.ieCssRetrofitLinks]--> <link href='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim1x0o8mSN9W1K5Th_f-9himAfLBbYSBtKcdqu8foBykAh3OyOzQN5gcGtlY54UoALq1vYI1N0lwdDAN971B0r0U7f4e1nuk-7y0QLrs93OxOO2T8C9iXPqSVegPSXSbepmGxHCMorYbk5XlFKW09r9rlGgM5hLlI8anuZ207hsWrAbLpX2CSQm3_Ncpk/s320/Maroko%20Melarang%20Peny3mbilah%20kurban%20pada%20Idul%20Adha%202025.jpg' rel='image_src'/> <meta content='Keputusan Maroko melarang warganya menyembelih hewan kurban pada Idul Adha 2025 menggambarkan keberagamaan yang rasional dan adaptif terhadap krisis' name='description'/> <meta content='https://www.makkellar.com/2025/06/keberagamaan-yang-rasional-refleksi.html' property='og:url'/> <meta content='Keberagamaan yang Rasional: Refleksi atas Larangan Kurban Idul Adha di Maroko 2025' property='og:title'/> <meta content='Keputusan Maroko melarang warganya menyembelih hewan kurban pada Idul Adha 2025 menggambarkan keberagamaan yang rasional dan adaptif terhadap krisis' property='og:description'/> <meta content='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim1x0o8mSN9W1K5Th_f-9himAfLBbYSBtKcdqu8foBykAh3OyOzQN5gcGtlY54UoALq1vYI1N0lwdDAN971B0r0U7f4e1nuk-7y0QLrs93OxOO2T8C9iXPqSVegPSXSbepmGxHCMorYbk5XlFKW09r9rlGgM5hLlI8anuZ207hsWrAbLpX2CSQm3_Ncpk/w1200-h630-p-k-no-nu/Maroko%20Melarang%20Peny3mbilah%20kurban%20pada%20Idul%20Adha%202025.jpg' property='og:image'/> <!-- Title --> <title> Bukan makelar tapi Menjadi peranta untuk kebaikan bersama Keberagamaan yang Rasional: Refleksi atas Larangan Kurban Idul Adha di Maroko 2025 - Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera Keberagamaan yang Rasional: Refleksi atas Larangan Kurban Idul Adha di Maroko 2025 - Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera

Keberagamaan yang Rasional: Refleksi atas Larangan Kurban Idul Adha di Maroko 2025


Idul Adha selalu identik dengan peny3mbelihan hewan kurban. Namun, tahun 2025 menjadi momen yang tak biasa di Maroko. Negara Muslim ini, yang mayoritas penduduknya hampir 100% beragama Islam, melarang warganya meny3mbelih hewan kurban karena kondisi kekeringan ekstrem dan krisis ekonomi. Sebuah keputusan yang bagi sebagian orang terasa mengejutkan, namun jika direnungkan lebih dalam, mencerminkan keberagamaan yang sangat rasional dan humanis.


Krisis Iklim dan Etika Keagamaan

Maroko telah dilanda kekeringan selama bertahun-tahun. Populasi ternak menyusut, harga domba melonjak jauh di luar jangkauan rakyat miskin, dan sumber daya air menipis. Dalam konteks ini, keputusan Raja Mohammed VI untuk tidak mengizinkan kurban massal bukanlah bentuk pengabaian terhadap agama, melainkan penghormatan pada nilai-nilai mendalam agama itu sendiri—yakni rahmah (kasih sayang), maslahah (kebaikan bersama), dan hikmah (kebijaksanaan).

Kita diingatkan bahwa syariat bukan sekadar ritual, tetapi sarana mencapai tujuan etis dan sosial.


Kurban Tanpa Penyembelihan: Transformasi Makna Ibadah

Sebagai Amir al-Mu’minin (pemimpin umat), sang raja melakukan satu penyembelihan simbolik atas nama seluruh rakyatnya. Ini bukan hanya bentuk simbolisme negara, tapi juga penegasan bahwa makna kurban tidak berhenti pada darah dan daging, melainkan pada kesediaan mengorbankan ego, kenyamanan, bahkan tradisi, demi kemaslahatan umum.

Dalam konteks inilah muncul pertanyaan penting:

Apakah kurban harus selalu berwujud daging, atau bisa diwujudkan dalam bentuk lain—seperti solidaritas sosial, penghematan air, dan perlindungan lingkungan?


Islam dan Adaptasi terhadap Zaman dan Situasi

Langkah Maroko patut direnungkan oleh umat Islam di seluruh dunia. Di tengah krisis iklim global dan meningkatnya kesenjangan sosial, agama seharusnya menjadi kekuatan transformatif yang menjawab zaman, bukan hanya mengulang masa lalu. Larangan kurban ini justru membuka ruang perenungan spiritual: bagaimana cara berkurban secara lebih bermakna?

Islam yang kontekstual dan reflektif seperti ini memberi harapan—bahwa agama bukan penghambat perubahan, melainkan penggerak kebijakan bijaksana.


Penutup: Sebuah Pelajaran dari Maroko

Larangan kurban Idul Adha di Maroko 2025 bukanlah pengurangan nilai religius, melainkan perluasan makna spiritual. Ini menunjukkan bahwa keberagamaan tidak harus kaku dan literal, melainkan bisa adaptif, penuh empati, dan tetap berpijak pada nilai-nilai luhur Islam.

Keputusan ini layak diapresiasi sebagai bentuk kepemimpinan moral dan keagamaan yang brilian, dan sekaligus menjadi pengingat bagi kita semua: dalam setiap ibadah, esensinya bukan pada bentuk luar, melainkan pada jiwa dan tujuan yang dikandungnya.

Keberagamaan yang Rasional: Refleksi atas Larangan Kurban Idul Adha di Maroko 2025 Keberagamaan yang Rasional: Refleksi atas Larangan Kurban Idul Adha di Maroko 2025 Reviewed by Admin Brinovmarinav on 11.45 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.