<!-- SEO Blogger Start --> <meta content='text/html; charset=UTF-8' http-equiv='Content-Type'/> <meta content='blogger' name='generator'/> <link href='https://www.makkellar.com/favicon.ico' rel='icon' type='image/x-icon'/> <link href='https://www.makkellar.com/2025/12/dari-keluarga-simbiotik-ke-cinta-dewasa.html' rel='canonical'/> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.makkellar.com/feeds/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/rss+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - RSS" href="https://www.makkellar.com/feeds/posts/default?alt=rss" /> <link rel="service.post" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.blogger.com/feeds/2646944499045113697/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.makkellar.com/feeds/1018875938938163038/comments/default" /> <!--Can't find substitution for tag [blog.ieCssRetrofitLinks]--> <link href='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOHB0mhIBj_E1At7P_7A3tjZRBNa1nxhzLiSRZ_VdWl7aKoMtg6Bfmc9YAD5Z4gLoX7hxup0SnHMeiFyOnPMmlQGRpHTTPPcOfwneJgWgEghu9Amczx5PHwd3-kS0A6rFhWJW2ckTPUWPw60ER0pRGm505TWN8FobgJL5VMnNIwBKNaYq4UX2_2VV9k_8/s320/Cinta%20yang%20Menuju%20kepada%20Kedewasaan.jpg' rel='image_src'/> <meta content='Bagaimana gagasan keluarga ideal Erich Fromm lahir dari pengalaman hidupnya? Artikel reflektif ini membahas keluarga simbiotik, pengabaian, dan cinta ' name='description'/> <meta content='https://www.makkellar.com/2025/12/dari-keluarga-simbiotik-ke-cinta-dewasa.html' property='og:url'/> <meta content='Dari Keluarga Simbiotik ke Cinta Dewasa' property='og:title'/> <meta content='Bagaimana gagasan keluarga ideal Erich Fromm lahir dari pengalaman hidupnya? Artikel reflektif ini membahas keluarga simbiotik, pengabaian, dan cinta ' property='og:description'/> <meta content='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOHB0mhIBj_E1At7P_7A3tjZRBNa1nxhzLiSRZ_VdWl7aKoMtg6Bfmc9YAD5Z4gLoX7hxup0SnHMeiFyOnPMmlQGRpHTTPPcOfwneJgWgEghu9Amczx5PHwd3-kS0A6rFhWJW2ckTPUWPw60ER0pRGm505TWN8FobgJL5VMnNIwBKNaYq4UX2_2VV9k_8/w1200-h630-p-k-no-nu/Cinta%20yang%20Menuju%20kepada%20Kedewasaan.jpg' property='og:image'/> <!-- Title --> <title> Bukan makelar tapi Menjadi peranta untuk kebaikan bersama Dari Keluarga Simbiotik ke Cinta Dewasa - Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera Dari Keluarga Simbiotik ke Cinta Dewasa - Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera

Dari Keluarga Simbiotik ke Cinta Dewasa


Membaca Gagasan Keluarga Ideal Erich Fromm Lewat Riwayat Hidupnya

Ketika Erich Fromm berbicara tentang kepribadian manusia, ia tidak memulainya dari laboratorium psikologi atau teori abstrak. Ia memulainya dari keluarga, ruang pertama tempat manusia belajar tentang cinta, ketergantungan, kebebasan, dan rasa aman.

Dari sanalah lahir gagasan besarnya: bahwa kualitas relasi dalam keluarga akan membentuk bukan hanya kepribadian individu, tetapi juga wajah masyarakat.

Artikel ini mengajak pembaca melihat gagasan keluarga ideal Fromm secara reflektif dan membumi, dengan menelusuri latar hidupnya serta relevansinya bagi keluarga masa kini.

Latar Kehidupan yang Membentuk Gagasan

Fromm lahir pada tahun 1900 di Frankfurt am Main dalam keluarga Yahudi Ortodoks yang religius dan disiplin. Ia dibesarkan dalam rumah yang penuh perhatian, tetapi juga sarat kecemasan dan kontrol emosional.

Pengalaman ini membuat Fromm menyadari sejak dini bahwa, cinta bisa hadir tanpa kebebasan, dan justru di situlah masalah dimulai.

Kesadaran inilah yang kelak membentuk kritiknya terhadap relasi keluarga yang tampak hangat, tetapi tidak memberi ruang bagi pertumbuhan individu.

Tiga Model Keluarga dalam Pemikiran Fromm

Fromm tidak membagi keluarga ke dalam kategori “baik” dan “buruk”, melainkan memetakan pola cinta dan relasi yang hidup di dalamnya.

1. Keluarga Simbiotik

Keluarga ini ditandai oleh kedekatan emosional berlebihan. Anak dicintai dan dilindungi, tetapi sering tidak diberi ruang untuk mandiri.

Dampak psikologis:

ketergantungan emosional

ketakutan mengambil keputusan

kesulitan membangun identitas diri

Cinta hadir, tetapi berubah menjadi kontrol terselubung.

2. Keluarga Tanpa Kepedulian

Kebalikan dari keluarga simbiotik. Anak dibiarkan bebas, namun minim kehangatan emosional dan keterlibatan orang tua.

Dampak psikologis:

kemandirian semu

keterasingan emosional

kesulitan mempercayai relasi

Kebebasan tanpa cinta, bagi Fromm, bukanlah kebebasan sejati.

3. Keluarga Ideal: Cinta yang Dewasa

Model ini disebut Fromm sebagai cinta produktif—cinta yang memadukan kepedulian dengan penghormatan terhadap kebebasan.

Ciri utama:

orang tua hadir secara emosional

anak didampingi, bukan dikendalikan

ada dialog, empati, dan rasa hormat

Tujuannya bukan menciptakan anak yang patuh, tetapi manusia yang utuh.

Apakah Keluarga Ideal Ini Realistis?

Pertanyaan penting muncul: bukankah kebanyakan keluarga dibangun lewat insting, pengalaman masa lalu, dan coba–salah?

Fromm justru sangat menyadari hal ini. Ia tidak menuntut kesempurnaan, melainkan kesadaran.

Keluarga ideal dalam pemikirannya bukan titik awal, tetapi arah pertumbuhan:

berani merefleksikan pola lama

menyadari kapan cinta berubah menjadi kontrol

tidak menjadikan luka sebagai warisan antar generasi

Dengan kata lain, keluarga yang sehat bukan yang tanpa kesalahan, melainkan yang mau belajar.

Dari Keluarga ke Masyarakat

Bagi Fromm, keluarga adalah miniatur masyarakat:

keluarga otoriter melahirkan warga yang takut berbeda

keluarga dingin melahirkan individu terasing

keluarga yang memanusiakan melahirkan pribadi merdeka dan bertanggung jawab

Karena itu, membicarakan keluarga berarti membicarakan masa depan manusia itu sendiri.

Penutup: Cinta yang Memerdekakan

Kita mungkin tidak lahir dari keluarga ideal. Kita pun mungkin membangun keluarga dengan banyak keterbatasan.

Namun refleksi Fromm meninggalkan satu pesan penting, cinta yang sejati bukan soal seberapa dekat, tetapi seberapa memerdekakan.

Keluarga yang manusiawi bukan yang sempurna, melainkan yang berani sadar, bertumbuh, dan tidak mengkhianati kemanusiaan anggotanya.

Dari Keluarga Simbiotik ke Cinta Dewasa Dari Keluarga Simbiotik ke Cinta Dewasa Reviewed by Admin Brinovmarinav on 11.46 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.