<!-- SEO Blogger Start --> <meta content='text/html; charset=UTF-8' http-equiv='Content-Type'/> <meta content='blogger' name='generator'/> <link href='https://www.makkellar.com/favicon.ico' rel='icon' type='image/x-icon'/> <link href='https://www.makkellar.com/2022/01/hoax-atau-fakta-begini-cara-menilainya.html' rel='canonical'/> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.makkellar.com/feeds/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/rss+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - RSS" href="https://www.makkellar.com/feeds/posts/default?alt=rss" /> <link rel="service.post" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.blogger.com/feeds/2646944499045113697/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.makkellar.com/feeds/5045828930069925811/comments/default" /> <!--Can't find substitution for tag [blog.ieCssRetrofitLinks]--> <link href='https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiOhnVmY5qZLiNXkP-pmzFV2WXj4J8pbffZPvmlvFCp766ezU8GqfTGkhdmo1idX6fVrtRGbJIIZswVdCfTi-yKYSOY0hCNoRgLk2-9f3tzrmnSyyxvxdpm4Xps3TtmDY2Gh0bdnt6FhxdUUA4QZqb7JJL2Pxg4i-3X80vc0Sbun0cgA4YIE8prv3mF=s320' rel='image_src'/> <meta content='https://www.makkellar.com/2022/01/hoax-atau-fakta-begini-cara-menilainya.html' property='og:url'/> <meta content='Hoax atau Fakta, Begini Cara Menilainya' property='og:title'/> <meta content='Segudang tips dan trik Menyelesaikan Masalah jadi lebih mudah' property='og:description'/> <meta content='https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiOhnVmY5qZLiNXkP-pmzFV2WXj4J8pbffZPvmlvFCp766ezU8GqfTGkhdmo1idX6fVrtRGbJIIZswVdCfTi-yKYSOY0hCNoRgLk2-9f3tzrmnSyyxvxdpm4Xps3TtmDY2Gh0bdnt6FhxdUUA4QZqb7JJL2Pxg4i-3X80vc0Sbun0cgA4YIE8prv3mF=w1200-h630-p-k-no-nu' property='og:image'/> <!-- Title --> <title>Hoax atau Fakta, Begini Cara Menilainya - Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera Hoax atau Fakta, Begini Cara Menilainya - Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera

Hoax atau Fakta, Begini Cara Menilainya


Notifikasi sebuah berita muncul mengenai wanita berbelatung di alat vitalnya. Tidak lama kemudian berita lain Saipul Jamil dikabarkan meninggal dunia juga tampil. Setelah dicek ke sumber dua berita tadi, ulasannya tidak jelas dan cenderung tidak menjelaskan judul beritanya. Lebih ngeri lagi adalah hoax atau hoaks menjadi kabar yang sering muncul. Hoaks adalah berita bohong menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Berita hoaks di jaman ini lebih mudah menyebar ketimbang 20 tahun sebelumnya karena perkembangan internet semakin maju. Dunia maya dan dunia nyata menjadi perpaduan yang sangat mudah menyebarkan sebuah berita hoaks. Dan kita sebagai penerimanya bisa saja tidak menyadarinya.

Artinya sebagai obyek penerima berita bila tidak melakukan pengecekan sebuah kabar bisa menjadi korban dari berita hoaks tadi. Menjadi korban dari sebuah berita hoaks tentu saja sangat merugikan diri kita sendiri. Selain kita bisa menjadi penyambung lidah dari berita hoaks tadi, kabar hoaks bisa mengubah cara berpikir kita yang menjadi keliru. 

Masih ingat dengan berita hoaks babi ngepet? Awalnya memang banyak yang percaya, tapi akhirnya terkuak bahwa hoaks itu diciptakan oleh oknum tertentu. Bisa saja bila kita langsung menelan begitu saja berita tersebut dengan mudah disebarkan. Karena media sosial begitu mudah dijangkau untuk menyebarkan berita bohong tadi.

Lebih celaka lagi bila sebuah kabar hoax itu disampaikan oleh seorang tokoh panutan yang memiliki banyak pengikut, maka penyebarannya akan semakin masif dan sulit dibendung. Oleh karena itu perlu kita memiliki saringan dari setiap berita yang muncul termasuk yang disebarkan dari media sosial, seperti facebook, whatsapp, IG, twitter, tiktok dan seterusnya.

Memiliki daya saring dalam hidup sangat penting supaya tidak mudah dipermainkan oleh kabar berita hoaks tadi. Karena bagaimanapun kabar bohong memiliki pengaruh bagi kehidupan dan cara pandang yang keliru dalam menyikapi sebuah berita hingga membentuk opini dalam pikiran kita yang juga salah.

Karena itu kita harus memiliki daya kritis dalam menilai sebuah berita supaya kita tidak termakan berita hoaks dan bahkan akhirnya menjadi penyebar berita bohong tadi. Begini cara menilainya:

  1. Telitilah judul-judul berita yang sifatnya provokatif
  2. Apakah berita yang kita terima datang dari sumber yang benar. Sumber yang benar dalam arti sebuah berita sudah melalui cek dan ricek dari sumber yang menyebarkan.
  3. Periksalah berita yang muncul dengan cara membandingkan dengan kabar lain dari topik berita yang sama
  4. Lengkapilah kabar yang bila meragukan itu dengan mengecek dari google. Jangan hanya melihat satu berita, tapi telusurilah dari berbagai sumber lain
  5. Bila sebuah berita berupa foto atau gambar, teliti lebih sungguh keaslian foto atau bahkan video yang ditampilkan. 
  6. Cek situs-situs yang konsen dengan menghalau berita hoax di antaranya cekfakta.com.
  7. Tanyakan kepada pihak-pihak resmi yang berhubungan dengan berita yang dimaksud. Contohnya, bila berhubungan dengan lurah, maka tanyakan langsung kepada kelurahan dan seterusnya.
  8. Bila sudah pasti bahwa sebuah berita adalah hoaks maka ada baiknya supaya cepat ditangani bisa mengirimkan pemberitahuan yang sifatnya pengaduan ke email Menteri KOmunikasi dan Informasi RI yaitu aduankonten@mail.kominfo.go.id


Hoax atau Fakta, Begini Cara Menilainya Hoax atau Fakta, Begini Cara Menilainya Reviewed by Hati Kita on 20.57 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.