Ada satu pengalaman masa kecil yang masih saya ingat dengan jelas: ketika saya tidak naik kelas dari kelas 3 ke kelas 4 sekolah dasar.
Bagi seorang anak kecil, itu adalah peristiwa yang memalukan dan menyesakkan. Saya merasa menjadi orang paling gagal di dunia. Rasanya seolah semua orang tahu bahwa saya tidak naik kelas, dan itu membuat saya menunduk setiap kali berjalan ke sekolah.
Berbulan-bulan lamanya, pikiran saya hanya berisi satu hal: “Mengapa saya gagal?” Saya terus memutar ulang peristiwa itu, tanpa bisa melihat sisi lain dari hidup saya. Tidak ada yang lebih penting dari rasa malu itu. Saya merasa hancur dan tidak berharga.
Namun, waktu berjalan. Dan di kemudian hari, saya menyadari bahwa saya bukanlah kegagalan itu sendiri. Saya hanyalah seseorang yang pernah mengalami kegagalan. Kegagalan itu tidak menentukan seluruh nilai hidup saya, kecuali kalau saya mengizinkannya.
Andai dulu saya bisa mengalihkan perhatian ke hal lain, seperti berlatih olahraga, belajar keterampilan baru, atau membantu orang lain, mungkin saya tidak akan sesedih itu. Saya akan menemukan bahwa hidup punya banyak ruang untuk berkembang, bukan hanya satu ruang yang tertutup.
Kini saya tahu, hidup bukan hanya tentang satu kegagalan. Selalu ada hal lain yang bisa kita urus, perbaiki, dan capai. Di sisi lain dari kegagalan, ada keberhasilan kecil yang sering kali luput dari perhatian karena kita terlalu terpaku pada luka.
Dari pengalaman itu saya belajar, fokus yang keliru dapat membuat kita buta terhadap potensi diri. Banyak orang terjebak pada satu kegagalan lalu kehilangan semangat, padahal mereka masih memiliki banyak kemampuan lain yang belum tergali. Kegagalan seharusnya menjadi pengingat, bukan penghalang.
Pepatah mengatakan, “Kegagalan adalah guru terbaik.” Tapi guru ini hanya bisa mengajar jika kita mau belajar darinya, bukan jika kita terus menghukum diri sendiri. Karena sesungguhnya, yang membuat seseorang gagal bukanlah jatuhnya, tetapi keputusannya untuk tidak bangkit.
Jika kamu saat ini sedang mengalami kegagalan, dalam pekerjaan, pendidikan, hubungan, atau cita-cita, ingatlah satu hal penting: Satu kegagalan tidak cukup untuk mendefinisikan seluruh hidupmu.
Hidup terlalu luas untuk diukur dari satu peristiwa. Bangkitlah, alihkan fokusmu, dan temukan keberhasilan lain yang mungkin selama ini menunggu untuk disadari.
Kesimpulan Reflektif
Kegagalan memang menyakitkan, tapi itu bukan akhir dari segalanya. Kita selalu punya pilihan untuk belajar, memperbaiki, dan mencoba kembali. Jangan biarkan satu kegagalan menutup mata kita dari banyak keberhasilan lain yang Tuhan atau kehidupan telah siapkan.
Karena pada akhirnya, keberanian untuk bangkit jauh lebih bermakna daripada kesempurnaan tanpa jatuh.
Reviewed by Admin Brinovmarinav
on
15.55
Rating:

Tidak ada komentar: