<!-- SEO Blogger Start --> <meta content='text/html; charset=UTF-8' http-equiv='Content-Type'/> <meta content='blogger' name='generator'/> <link href='https://www.makkellar.com/favicon.ico' rel='icon' type='image/x-icon'/> <link href='https://www.makkellar.com/2022/01/waduh-gawat-harga-rokok-naik.html' rel='canonical'/> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.makkellar.com/feeds/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/rss+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - RSS" href="https://www.makkellar.com/feeds/posts/default?alt=rss" /> <link rel="service.post" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.blogger.com/feeds/2646944499045113697/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.makkellar.com/feeds/4488171469651998817/comments/default" /> <!--Can't find substitution for tag [blog.ieCssRetrofitLinks]--> <link href='https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjUUYf-ABYLQ8Trj3CIcg34BHdwodDLnvJnBIAhGoZSzHLlSxK6TC6k4QNQTyLysoMTdQGKDCPcGQr5nCaBU_y8mYsh5Ph1hGbKSRsPnsDyRo_G4YjHp_deINRCb7jTz1Y4dDBLUFNFM8b_xPKBH_VzCc7gH3XOHVOWo1drHNbTNweOmFGXnXbLWSZU=s320' rel='image_src'/> <meta content='https://www.makkellar.com/2022/01/waduh-gawat-harga-rokok-naik.html' property='og:url'/> <meta content='Waduh Gawat! Harga Rokok Naik' property='og:title'/> <meta content='Segudang tips dan trik Menyelesaikan Masalah jadi lebih mudah' property='og:description'/> <meta content='https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjUUYf-ABYLQ8Trj3CIcg34BHdwodDLnvJnBIAhGoZSzHLlSxK6TC6k4QNQTyLysoMTdQGKDCPcGQr5nCaBU_y8mYsh5Ph1hGbKSRsPnsDyRo_G4YjHp_deINRCb7jTz1Y4dDBLUFNFM8b_xPKBH_VzCc7gH3XOHVOWo1drHNbTNweOmFGXnXbLWSZU=w1200-h630-p-k-no-nu' property='og:image'/> <!-- Title --> <title>Waduh Gawat! Harga Rokok Naik - Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera Waduh Gawat! Harga Rokok Naik - Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera

Waduh Gawat! Harga Rokok Naik


Pemerintah menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) sebesar 12 % lebih rendah dari tahun sebelumnya 12,5%. Imbasnya adalah harga rokok juga naik. Bagi perokok aktif tentu akan berimbas pada pengeluaran kocek lebih besar untuk konsumsi rokok.

Bagi yang berkantong tebal tentu tidak masalah, tapi bagi yang berpenghasilan pas-pasan  pasti akan terasa imbasnya. Beberapa merek rokok yang menaikkan harga bahkan bisa tembus Rp. 40.000 per bungkus dengan perhitungan Rp. 2.005 per batang.

Keputusan pemerintah untuk menaikkan tarif cukai tersebut memiliki beberapa tujuan di antaranya untuk menurunkan perokok aktif dan perokok pada usia anak dan remaja di bawah 18 tahun pada kelompok keluarga miskin kota dan desa. Pasalnya seperti yang disampaikan oleh pemerintah, konsumsi rokok di masyarakat kelompok keluarga miskin kota dan desa tersebut menempati urutan kedua pengeluaran keluarga setelah beras. Hal ini mengalahkan konsumsi pengeluaran tambahan seperti ayam dan telur.

Perbedaannya, kalau di masyarakat miskin kota rokok berada di 20.03% pengeluaran untuk beras sebagai kebutuhan pokok dan 11,9% untuk konsumsi rokok. Sementara untuk masyarakat miskin desa konsumsi beras 24% sementara rokok 11.24%.

Tentu saja kenaikan harga cukai ini akan mengikuti kenaikan harga rokok di pasaran. Menurut pemantauan di beberapa pengecer untuk sementara saat ini masih harga normal seperti biasa. Mungkin kenaikan akan dirasakan setelah setengah bulan berjalan maka akan terasa kenaikan tersebut.

Lalau bagaimana menyikapi semakin meningkatnya harga rokok sebagai imbas pemerintah menaikkan imbas cukai hasil tembakau tersebut? Berhenti sama sekali untuk tidak merokok, akan terasa mudah bagi mereka yang bukan perokok aktif atau sama sekali tidak pernah merokok. Karena seperti konsumsi yang membuat ketagihan sebuah kebiasaan termasuk rokok ini, tidak gampang untuk berhenti. Tapi bukan berarti tidak bisa diusahakan.

Banyak orang sulit berhenti merokok karena:

  1. Sudah ketagihan merokok
  2. Sebagai media bersosialisasi di mana orang lain, teman, tamu merokok, maka berimbas kitapun mencoba merokok
  3. Sebuah kebiasaan di mana rokok seperti tidak bisa dipisahkan dengan lingkungan. Bahkan di kebiasaan masyarakat tertentu, memberikan rokok sebagai undangan hajatan
  4. Ingin menunjukkan status (laki-laki sebagai perokok)
  5. Jagongan (kumpul-kumpul dengan hidangan makanan yang diikuti oleh kopi dan rokok)
  6. Kesendirian. Karena tidak ada kegiatan sama sekali dalam suatu waktu akhirnya diisi dengan merokok
  7. Rokok sebagai teman kerja. Ada orang bahkan tidak bisa berpikir bila tidak merokok.
Bagaimana Mengendalikan diri Sebagai Perokok?

  1. Jika sulit untuk meninggalkan rokok sama sekali, aturlah frekwensi untuk merokok. Penulis pernah bertemu dengan perokok yang menghabiskan rokok dalam 24 jam sampai tiga bungkus dengan hitungan per bungkus 12 batang. Bagaimanapun merokok memiliki efek samping menurunnya kwalitas kesehatan yang tidak bisa dibantah.
  2. Ingatlah tempat untuk merokok. Ada tempat-tempat yang tidak boleh ada asap rokok, atau tempat-tempat khusus di mana ada pelarangan merokok
  3. Tetap mengingat orang lain yang tidak merokok. Karena ada sebagian orang yang merasa pusing bila mencium bau rokok
  4. Tetap peduli dengan keluarga yang bila dilakukan di rumah yang tidak meyediakan khusus melakukan kegiatan merokok, karena menjadikan orang lain dalam hal ini keluarga sebagai perokok pasif. Karena sering kali kita lebih permisif dengan keluarga ketimbang orang lain, karena dianggap sebagai keluarga sendiri.
  5. Bila konsumsi rokok adalah rokok yang dibakar, jangan sembarangan membuang bekas pembakaran rokok.
  6. Buanglah puntung rokok di tempat semestinya.
  7. Ingatlah dengan kesehatan sebagai perokok seperti peringatan di setiap bungkus rokok yang menimbulkan kanker.
Bila Ingin Berhenti Merokok

  1. Sebagai mantan perokok, berhenti merokok adalah sebuah perjuangan yang tak kenal lelah. Dan menghargai setiap orang yang berusaha untuk berhenti merokok
  2. Kurangilah sedikit demi sedikit bila kita sudah terlalu nyandu merokok
  3. Bangunlah tekad untuk berhenti merokok
  4. Ada istilah, bila tidak merokok mulut akan asam yang tertanam dalam pikiran banyak orang. Maka gantilah dengan premen yang mengandung berbagai rasa.
  5. Ingatlah akan kesehatan bila kita terus menjadi perokok berat
  6. Cobalah menghitung berapa pengeluaran untuk belanja rokok dalam sebulan dan bandingkan dengan pengeluaran untuk konsumsi yang lain

Waduh Gawat! Harga Rokok Naik Waduh Gawat! Harga Rokok Naik Reviewed by Hati Kita on 10.32 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.