<!-- SEO Blogger Start --> <meta content='text/html; charset=UTF-8' http-equiv='Content-Type'/> <meta content='blogger' name='generator'/> <link href='https://www.makkellar.com/favicon.ico' rel='icon' type='image/x-icon'/> <link href='https://www.makkellar.com/2025/10/makna-thymos-dalam-filsafat-di-manakah.html' rel='canonical'/> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.makkellar.com/feeds/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/rss+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - RSS" href="https://www.makkellar.com/feeds/posts/default?alt=rss" /> <link rel="service.post" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.blogger.com/feeds/2646944499045113697/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.makkellar.com/feeds/1275789086774418764/comments/default" /> <!--Can't find substitution for tag [blog.ieCssRetrofitLinks]--> <link href='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHnhe3PhmfMJevVXZqrBq7hK_5305dcalzZr6bq-gc3hy9ycHz5c5PvSrfiIS6AUXLMb3J4oWG4Izvk2z3GvtkoA6S9bXQz_eY4AmKddORdUgaMcplATNEBjI4dKSYvLOdTajI82k2pdopoWuUHxPv7iCfFzYNl_CjLE8tec1WsAI2UgF2XyxgCh5Ztng/w280-h187/Francis%20Fukuyama%20yang%20Menghidupkan%20Kembali%20tentang%20thymos.jpg' rel='image_src'/> <meta content='Pelajari pengertian thymos, konsep filsafat yang menjelaskan dorongan manusia untuk diakui dan dihargai. Temukan kaitannya dengan harga diri dan makna' name='description'/> <meta content='https://www.makkellar.com/2025/10/makna-thymos-dalam-filsafat-di-manakah.html' property='og:url'/> <meta content='Makna Thymos dalam Filsafat: Di Manakah Kita Berada? ' property='og:title'/> <meta content='Pelajari pengertian thymos, konsep filsafat yang menjelaskan dorongan manusia untuk diakui dan dihargai. Temukan kaitannya dengan harga diri dan makna' property='og:description'/> <meta content='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHnhe3PhmfMJevVXZqrBq7hK_5305dcalzZr6bq-gc3hy9ycHz5c5PvSrfiIS6AUXLMb3J4oWG4Izvk2z3GvtkoA6S9bXQz_eY4AmKddORdUgaMcplATNEBjI4dKSYvLOdTajI82k2pdopoWuUHxPv7iCfFzYNl_CjLE8tec1WsAI2UgF2XyxgCh5Ztng/w1200-h630-p-k-no-nu/Francis%20Fukuyama%20yang%20Menghidupkan%20Kembali%20tentang%20thymos.jpg' property='og:image'/> <!-- Title --> <title> Bukan makelar tapi Menjadi peranta untuk kebaikan bersama Makna Thymos dalam Filsafat: Di Manakah Kita Berada? - Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera Makna Thymos dalam Filsafat: Di Manakah Kita Berada? - Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera

Makna Thymos dalam Filsafat: Di Manakah Kita Berada?


Istilah thymos berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti “semangat” atau “jiwa yang bergelora.” Dalam pemikiran Plato, thymos adalah salah satu dari tiga bagian jiwa manusia selain logos (akal) dan epithymia (nafsu).

Kalau logos berpikir dan epithymia menginginkan, maka thymos merasa dan menuntut pengakuan.

Ia adalah sumber dari rasa bangga, marah, kehormatan, dan martabat.

Francis Fukuyama kemudian menghidupkan kembali konsep ini dalam bukunya Identity (2018). Menurutnya, thymos adalah dorongan batin manusia untuk diakui sebagai seseorang yang bernilai dan bermartabat.

Seluruh sejarah sosial, politik, bahkan perjuangan identitas manusia modern dapat dilihat sebagai ekspresi dari thymos yang menuntut pengakuan.

Tiga Bentuk Thymos Menurut Fukuyama

Fukuyama membagi thymos menjadi tiga bentuk:

1. Thymos – dorongan dasar untuk mendapatkan pengakuan akan nilai diri.

2. Isothymia – keinginan untuk diakui setara dengan orang lain. Ini adalah sumber semangat kesetaraan dan hak asasi manusia.

3. Megalothymia – keinginan untuk diakui lebih unggul dari yang lain. Dorongan ini mendorong lahirnya pemimpin besar, tetapi juga bisa melahirkan kesombongan dan tirani.

Ketiganya adalah bagian dari dinamika manusia yang alami.

Dalam keseimbangan, thymos menumbuhkan motivasi dan rasa percaya diri.

Namun bila tidak terkendali, ia bisa menjerumuskan seseorang ke dalam ambisi tanpa batas.

Thymos dan Kehidupan Modern

Dalam dunia modern, kebutuhan akan pengakuan muncul di banyak bentuk — mulai dari pencapaian karier, status sosial, hingga validasi digital di media sosial.

Namun paradoksnya, meski manusia semakin mudah mendapat perhatian, pengakuan sejati justru semakin langka.

Thymos mengingatkan kita bahwa perhatian bukanlah pengakuan, dan popularitas tidak selalu berarti nilai diri.

Pengakuan sejati lahir dari penghormatan terhadap integritas, bukan hanya citra luar.

Kesimpulan

Memahami thymos berarti memahami jiwa manusia yang terdalam.

Ia adalah energi yang membuat kita berjuang, ingin dihargai, dan menciptakan sesuatu yang berarti.

Namun, thymos hanya akan menumbuhkan kemanusiaan bila disertai kesadaran moral dan pengendalian diri.

“Pengakuan sejati bukan datang dari banyaknya orang yang melihat kita, melainkan dari kesadaran bahwa kita berharga meski tidak selalu terlihat.”

Makna Thymos dalam Filsafat: Di Manakah Kita Berada? Makna Thymos dalam Filsafat: Di Manakah Kita Berada? Reviewed by Admin Brinovmarinav on 20.24 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.