<!-- SEO Blogger Start --> <meta content='text/html; charset=UTF-8' http-equiv='Content-Type'/> <meta content='blogger' name='generator'/> <link href='https://www.makkellar.com/favicon.ico' rel='icon' type='image/x-icon'/> <link href='https://www.makkellar.com/2021/12/ayo-hargai-mereka-yang-mengalami.html' rel='canonical'/> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.makkellar.com/feeds/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/rss+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - RSS" href="https://www.makkellar.com/feeds/posts/default?alt=rss" /> <link rel="service.post" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.blogger.com/feeds/2646944499045113697/posts/default" /> <link rel="alternate" type="application/atom+xml" title="Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera - Atom" href="https://www.makkellar.com/feeds/6906156891087599233/comments/default" /> <!--Can't find substitution for tag [blog.ieCssRetrofitLinks]--> <link href='https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi5meYGK2ckjIC7WbnJWnepu45xqGceU4mGWWHr9yUhd8VXR8-TRifJN7mvT_6ChQ0BOgoFlvrvC25s6nABDwqOzkf68_XdCVtJeSTp16x5u6GNvWYiu9hrHKoHxA8oCU6Cr5QYn5USoL8f0JuTMtDyU_Vv81hVT_pwDqxGcdRE-OzuV2HsuRaDXlQZ=s320' rel='image_src'/> <meta content='https://www.makkellar.com/2021/12/ayo-hargai-mereka-yang-mengalami.html' property='og:url'/> <meta content='Bagaimana Menghadapi Orang dengan Gangguan Jiwa?' property='og:title'/> <meta content='Segudang tips dan trik Menyelesaikan Masalah jadi lebih mudah' property='og:description'/> <meta content='https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi5meYGK2ckjIC7WbnJWnepu45xqGceU4mGWWHr9yUhd8VXR8-TRifJN7mvT_6ChQ0BOgoFlvrvC25s6nABDwqOzkf68_XdCVtJeSTp16x5u6GNvWYiu9hrHKoHxA8oCU6Cr5QYn5USoL8f0JuTMtDyU_Vv81hVT_pwDqxGcdRE-OzuV2HsuRaDXlQZ=w1200-h630-p-k-no-nu' property='og:image'/> <!-- Title --> <title>Bagaimana Menghadapi Orang dengan Gangguan Jiwa? - Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera Bagaimana Menghadapi Orang dengan Gangguan Jiwa? - Menjadi Perantara Menuju Jalan Sejahtera

Bagaimana Menghadapi Orang dengan Gangguan Jiwa?


Film Kukira Kau Rumah mulai bisa ditonton. Film 'pendidikan' berharga bagi siapapun dalam melihat kehidupan mereka yang mengalami gangguan kesehatan mental khususnya bipolar disorder. Tentu saja penulis menghargai setinggi-tingginya untuk Umay Sahab sang sutradara yang telah mengangkat persoalan kesehatan mental ini ke layar lebar.

Dari film ini kita ingin dididik untuk melihat mereka yang berbeda dengan kita karena mereka menderita dengan rasa empati dan simpati. Mereka yang mengalaminya sebenarnya tidak menginginkan itu semua terjadi.

Mereka yang mengalami gangguan jiwa sebenarnya sama dengan mereka yang mengalami sakit secara fisik. Bedanya yang sakit fisik, akan kelihatan atau efek sakitnya bisa dirasakan, sedang yang mengalami gangguwan jiwa hanya bisa dilihat dari gejalanya, dan bahkan tidak terlihat sama sekali. 

Tapi celakanya penghargaan terhadap mereka yang mengalami gangguan jiwa sering mengenaskan dan menyakitkan. Sakit fisik bisa menimbulkan belas kasihan, tapi gangguan jiwa terkadang dipandang miring.

Kita ini memang sudah terlalu dalam memandang mereka yang mengalami gangguwan kejiwaan dengan pandangan sangat, sangat negatif. Seakan-akan mereka tidak memiliki arti dan harga sama sekali dalam masyarakat. Coba saja kita lihat dalam guyonan keseharian, kata gila sering kali ditujukan kepada orang yang dianggap nyeleneh. Apalagi sulit dibantah bahwa stigma gila itu disamakan dengan orang-orang yang ada di pinggir jalan, tanpa baju, badan tidak terurus dan seterusnya.

Lebih menyakitkan lagi ketika kita menyaksikan orang yang terganggU kejiwaannya dan bicaranya ngelantur ke sana ke mari yang dianggap lucu bagi sebagian orang dan bahkan menjadi guyonan. Ini ibaratnya kita benar-benar tertawa di atas penderitaan orang lain. Belum lagi istilah-istilah yang digunakan untuk meyebut orang yang terganggu jiwanya ini dengan sebutan-sebutan konyol yang kadang-kadang menyakitkan. Bukan hanya sangat menyakitkan bagi mereka yang menderita, tapi juga menimbulkan rasa tidak enak bagi keluarganya.

BACA JUGA


Tulisan ini bukan mau melihat dari sudut ilmiah ataupun secara detail mengangkat berbagai bentuk gangguan kejiwaan yang beranega ragam bentuknya. Tapi sekali lagi sesuai dengan judul penulis ingin mengajak kita masyarakat untuk melihat mereka yang mengalami gangguan kejiwaan itu dengan rasa empati, simpati dan penghargaan yang tinggi.

Tapi tahukah kita bahwa mereka yang mengalami gangguan jiwa itu sebenarnya sangat tersiksa dengan keadaannya. Seperti orang yang mengalami sakit secara fisik, demikian juga mereka yang mengalami gangguan kejiwaan dengan berbagai macam jenisnya itu tidak mau dirinya mengalami seperti itu. Seorang teman yang sekarang sudah sembuh dari gangguan jiwa itu bercerita begini, "Saya lebih baik patah kaki ketimbang mengalami gangguan kejiwaan seperti yang pernah saya alami." 

Kalau masuk ke komunitas-komunitas orang-orang yang mengalami berbagai jenis gangguan jiwa di metaverse atau facebook maka kita akan menjadi mengerti betapa menyiksanya mereka yang mengalami hal tersebut. Mereka begitu berjuang menghadapi gejolak jiwanya yang terkadang hingga tidak terkendali. Dari berbagai pemaparan yang disampaikan berdasarkan pengalaman nyata bagaimana mereka berjuang untuk hidup secara normal, maka kita jadi mengerti betapa berat beban mereka. Betapa kerasnya mereka mengahadpi orang lain yang menilai miring mengenai dirinya, dan penderitaan-penderitaan lainnya yang sangat mendatangkan empati.

BACA JUGA

Dalam buku menarik mengulas mengenai bunuh diri Nova Riyanti Yusuf membahas bagaimana bunuh diri itu tidak bisa hanya dinilai dengan cara kotak-kotak. Begitupun bila kita melihat mereka yang mengalami gangguan jiwa tidak bisa menilai dengan sederhana sebagai orang yang tidak kuat iman. Karena gangguan jiwa bisa dialami oleh siapapun dengan berbagai macam faktor.

Dalam sebuah penjelasan mengenai informasi obat Ability obat anti depresi memberi penjalasan mengenai gejala-gejala gangguan kejiwaan tersebut. Berikut ini penjelasannya.

Segera hubungi dokter jika Anda atau keluarga Anda mempunyai gejala-gejala di bawah ini. Terutama jika gejala tersebut baru, memburuk, atau membuat Anda khawatir seperti:

  • Pikiran hendak bunuh diri atau meninggal
  • mencoba bunuh diri
  • depresi atau memburuknya depresi
  • cemas atau memburuknya rasa cemas
  • merasa tidak senang atau gelisah
  • merasa ketakutan/panik
  • sukar tidur (insomnia)
  • menjadi iritabel atau makin memburuk
  • berprilaku agresif, menjadi pemarah atau kejam
  • melakukan hal yang berbahaya
  • peningkatan ekstrim pada aktifitas dan berbicara (mania)
  • perubahan tingkah laku/mood 
Jadi, marilah kita bangun empati kepada mereka yang mengalami gangguan jiwa. Bila perlu kita bisa menolong bila bertemu dengan mereka dan menyarankan untuk datang kepada dokter kejiwaan. Tentu sambil menjaga diri dari sikap membahayakan dari penderita penyakit kejiwaan ini.

BACA JUGA:




Bagaimana Menghadapi Orang dengan Gangguan Jiwa? Bagaimana Menghadapi Orang dengan Gangguan Jiwa? Reviewed by Hati Kita on 12.26 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.